Monday 29 February 2016

No judul..

Dah lama gak posting.. dah berapa taon ya.. >_<

Eniwei, just iseng2 ga berhadiah, masang link ke blog teumeun saia nyang mana daripada adalah sesama peminat rangkaian (baca: network fans):

B10G nya oom Danu

B10G nya oom Rahman

Ciao...

PS: danke schoen kepada oom Danu dan oom Rahman yang blog nya saia link di mari.. :D

Sunday 11 December 2011

CCIE Bootcamp, Day ... (?)

Hari ke.. Eh, udah kelar ding.. XD

Udah pulang sama pak Slamet ke tempat masing2.. Udah kembali ke rutinitas sehari2 masing2.. Sampe2 blog ga sempet d update slama brapa hari, saking padetnya jadwal.. Plus internetnya nyang saia bawa, sinyalnya kembang kempis ga jelas kyk nasibnya WNI illegal.. terkatung-katung.. D:

Yaud lah, nyang penting teuteup nge-lab, dan musti secepatnya apdet blog nih..

GO!!! BLOG!!! XD


Sekian dan terima kasih, sekedar ga sepi apdet..

Maul McKwack

PS: kalo di blog mau posting smiley, enak ngambil dari mana ya???

Thursday 8 December 2011

CCIE Bootcamp, Day 5


Hari kelima. SEMANGAT!!! :D

Anyway, hari ini yang dibahas adalah MPLS dan Multicast Routing.

MPLS alias Multiprotocol Label Switching adalah teknologi (relatif) baru yang saat ini banyak digunakan sebagai pengganti (atau minimal sebagai pelengkap) teknologi routing IP. Kenapa begitu?

Secara teknis, cara kerja MPLS mirip dengan cara kerja Ethernet switch dalam meneruskan paket data (alias data forwarding). Maksudnya gimana? Gini deh. Coba kita bandingkan sekilas yang namanya tabel routing IP dan tabel switching MAC.

Daftar alamat IP
Daftar alamat MAC
10.1.1.0/24
0000.1234.5678
10.0.0.0/8
00ab.cdef.1234
0.0.0.0/0
00c0.1203.9811
10.1.0.0/16
02c0.face.b00c
10.1.0.0/20
1234.5678.90ab
10.1.1.1/32
02c0.0ada.dec0

Nah lo.. :p Kalau misalnya ada paket mau diteruskan ke alamat IP 10.1.1.1, maka.. mau dikemanakan kah ini paket??? Baru melihat daftar di atas saja, kita langsung dihadapkan pada sebuah dilema..

Kalau berdasarkan urutan alamat IP di atas, maka alamat pertama mengarah ke jaringan 10.1.1.0/24. Secara sekilas, IP 10.1.1.1 memang merupakan bagian dari jaringan 10.1.1.0/24. Berarti bisa dong, paket ini diteruskan ke arah jaringan tersebut.

Tapi.. coba cek lagi. Di daftar paling bawah, ada info mengenai alamat tujuan 10.1.1.1/32. Walah.. itu kan alamat yang mau kita tuju.. :O Dan kalau diperhatikan, sepanjang daftar dari nomor pertama sampai nomor terakhir, semua bisa digunakan untuk menuju ke arah alamat tujuan kita, karena IP tujuan kita bisa jadi merupakan bagian dari salah satu jaringan tsb. Gimana dong???

Nah, sekarang bandingkan dengan kasus, ada paket mau diteruskan ke alamat MAC 1234.5678.90ab. Tanpa basa-basi kita bisa langsung bilang, tuh ada, baris nomor 5 (yang ditebalkan). Langsung ke tkp deh, ga pake pusing.. :p

Nah, idenya MPLS mirip dengan teknik yang digunakan oleh Ethernet tsb. Hanya bedanya, MPLS menggunakan label untuk membedakan alamat tujuan. Label seperti apa? Terserah.. Contoh, menggunakan daftar alamat IP sebelumnya:

Daftar alamat IP
Label MPLS yang digunakan
10.1.1.0/24
16
10.0.0.0/8
17
0.0.0.0/0
18
10.1.0.0/16
19
10.1.0.0/20
20
10.1.1.1/32
21

Di contoh ini, kita sekedar menggunakan nomor urut untuk membedakan antar jaringan, supaya tidak bingung. Artinya, kalau target kita adalah mau ke alamat IP 10.1.1.1, maka kita tinggal menambahkan label 21 di depan alamat IP aslinya. Ibarat kata seperti pak pos yang menggunakan cap berwarna berbeda untuk mengelompokkan surat2 yang menuju ke kota yang sama, misalnya.

Jadi, kita tidak perlu pusing lagi. Kalau ada paket dengan label 21 masuk ke router, maka tinggal diteruskan saja sesuai dengan petunjuk yang ada. Gak perlu pake pusing, milih2 jaringan segala. Cap cus deh..

Nah, nanti tinggal diatur, semua alamat IP yang sudah terdaftar, berikan label yang berbeda. Semuanya.. Boros label, memang, tapi dengan format label sepanjang 20 bit yang digunakan saat ini, berarti ada sekitar 2 pangkat 20 label alias 1 juta lebih label yang bisa digunakan. Asyik kan? :D

Hebatnya lagi, penggunaan label tidak terbatas hanya sebagai pelengkap alamat IP. Label bisa juga digunakan untuk menandakan paket yang perlu mendapatkan perlakuan yang berbeda, misalnya paket suara alias voice.

Dengan menggunakan label yang berbeda, si jaringan MPLS bisa langsung tahu bahwa paket ini adalah paket penting, dan harus didahulukan dibandingkan paket lain (VIP: Very Important Packet :D ). Sehingga penggunaan label MPLS hanya terbatas kepada kreatifitas anda yang punya gawe.. ;)


Sekian dan terima kasih,

Maul McKwack

PS: O iya.. Multicast Routing.. :p Sekilaf info saja ya..

Secara sederhana, adalah teknik pengiriman paket secara bersamaan ke beberapa tujuan sekaligus. Tapi berbeda dengan teknik broadcast yang mengirimkan paket ke semua (SEMUA!!!!!1!!one1!) alamat di tujuan yang sama, teknik multicast ini hanya mengirimkan paket ke grup pemakainya saja.

Ibarat kata siaran radio, yang mau dengar siarannya Jak FM, silahkan pasang radio anda di frekuensi 101.00 fm (atau buka http://101jakfm.com/). Ga mau dengar? Ya, pindah channel aja.. Gitu aja kok repot.. :p Terima kasih Jak FM. :) Mudah2an boleh promosi gratisan.. :p

Trus alamat IP yang digunakan sebagai alamat grup? IP kelas D, dengan angka di oktet pertama antara 224 – 239.

Yang menentukan alamat mana yang dipakai? Server ybs., misalnya server untuk video streaming.

Bagaimana caranya pemakai (user) bisa tahu IP berapa yang akan dipakai? Biasanya sudah diatur oleh aplikasi ybs., bagaimana caranya server akan memberitahu user. User tinggal install client nya saja.

Routingnya? Pakai 'ip multicast-routing' di level global dan 'ip pim sparse-dense-mode' di level interface.

Gitu deh..

Tuesday 6 December 2011

CCIE Bootcamp, Day 4

Hari keempat.. Kayaknya ada yang kurang deh.. Apa ya... >_<

Anyway, hari ini mbahas mengenai BGP. Langsung ke TKP aja ya gan.. Gambar topologinya sbb:


R3 berada di AS (Autonomous System) 3, sementara R2 berada di AS 12. Berarti antara R2 dan R3 kita sambungkan sebagai EBGP (External BGP). Konfigurasinya:


=======================================================
R2(config)#router BGP 12
R2(config-rtr)#neighbor 1.1.1.3 remote-as 3


R3(config)#router BGP 3
R3(config-rtr)#neighbor 1.1.1.2 remote-as 12
=======================================================

Bisa dibilang, untuk konfigurasi EBGP cukup straightforward alias langsung ga pake neko2. Aktifkan BGP di AS masing2, daftarkan IP interface antara R2 dan R3, sebutkan AS lawannya, udin. Din? Udin? Di mana loe???

Hati2 jangan sampai salah masukkan AS. 1 router hanya bisa menggunakan 1 AS untuk proses BGP nya. jadi kalau salah AS, mulai lagi dari nol.. D: Juga, tidak boleh salah memasukkan IP + AS lawan bicaranya. Salah tulis, gak jalan deh, BGP nya.

Kemudian untuk sambungan BGP antara R1 dan R2, yang sama2 berada di AS 12. Sebetulnya bisa juga langsung seperti koneksi BGP antara R2 dan R3. Tapi dengan contoh topologi di atas, sebaiknya kita sambungkan BGP-nya menggunakan IP interface loopback. Otomatis, musti jalan routing internal dulu antara R1 dan R2. Misalnya pakai OSPF:


=======================================================
R1(config)#router ospf 12
R1(config-rtr)#network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0

R2(config)#router ospf 12
R2(config-rtr)#network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0
=======================================================

Setelah dipastikan bahwasanya IP interface loopback masing2 router sudah muncul di routing tabel lawannya, maka selanjutnya baru kita konfigurasikan BGP nya.


=======================================================
R1(config)#router BGP 12
R1(config-rtr)#neighbor 10.10.10.2 remote-as 12
R1(config-rtr)#neighbor 10.10.10.2 update-source loopback 0


R2(config)#router BGP 12
R2(config-rtr)#neighbor 10.10.10.1 remote-as 12
R2(config-rtr)#neighbor 10.10.10.1 update-source loopback 0
R2(config-rtr)#neighbor 10.10.10.1 next-hop-self
=======================================================

Hampir mirip dengan konfigurasi antara R2 dan R3. Hanya saja bisa dilihat di sini, ada tambahan perintah 'update-source', untuk memastikan bahwa R1 dan R2 saling mengirim update menggunakan IP interface loopbacknya.

Kenapa tidak pakai IP interface fast ethernet nya saja, supaya tidak perlu tambah2 konfigurasi segala? Trus kalau bisa, pakai IP link yang mana ya? Nanti kalau misal saia pakai yang atas, kalau interfacenya putus/mati/bermasalah, bisa gak otomatis pindah ke bawah?

Jawabannya: gak bisa. Kalau link atas putus, maka kita musti manual mengganti konfigurasinya menggunakan IP link yang bawah. Nah, daripada repot, mending skalian pakai interface yang dijamin stabil, selama routing internal jalan: interface loopback. Cuma musti ada tambahan perintah 'update-source' itu.

Kemudian, di R2 yang terhubung ke R3, saia tambahkan perintah 'next-hop-self'. Kenapa perlu pakai perintah ini? Karena secara otomatis, IP interface R3 akan menjadi next-hop pada saat R1 mau ke jaringan yang ada di belakang R3.

Sebetulnya selama IP tersebut ada di dalam routing tabel R1 (misal ditambahkan ke dalam routing OSPF nya) maka perintah tsb. tidak perlu digunakan. Tapi sebagai alternatif, bisa juga kita suruh si R2 sebagai next-hop dari R1 untuk bisa mencapai R3. Caranya ya itu tadi, dengan menambahkan perintah 'next-hop-self'.

Sekian untuk konfigurasi paling sederhana dari BGP, dan terima kasih.


Maul McKwack

PS: apa ya.. yang kurang.. o_O

Monday 5 December 2011

Troubleshooting sections..

Sebagai tambahan, ini ada beberapa file dokumen mengenai masalah2 (baca: trouble ticket) yang kita coba perbaiki (baca: troubleshooting) selama sesi bootcamp. Isinya hanya garis besar nya saja, dan saia tidak/belum upload skenarionya (copyright/left/center mas/oom Dedi).

Ada beberapa tiket yang belum terselesaikan; jadi belum ada di dokumen saya. Pokoke isinya ekstra mentah; kalo ga ikut bootcamp bisa2 ga ngerti apa maksudnya.. Ikut juga belum tentu ngerti ding.. XD

Link Google Documents:
Troubleshooting hari 1
Troubleshooting hari 2
Troubleshooting hari 3

Sekian dan terima kasih..


Maul McKwack

PS: baru ada sampai hari ketiga.. untuk hari keempat ini masih menunggu nanti malam.

CCIE Bootcamp, Day 3 Sesi 1

Hari ketiga.. Eh, hari ini hari apa ya??? Hari Senin kah??? @_@

Anyway, by the way, busway on the way, hari ini materinya lebih berat dari kemarin.. Kira2 nambah 3 kilo lah.. XD Jadinya, untuk materi hari ini, saia bagi jadi 3 sesi.

Sesi 1 mbahas mengenai OSPF. Secara sekilas, kelihatannya banyak sekali teknologi OSPF yang perlu dipelajari, jika dibandingkan dengan, katakanlah, EIGRP. OSPF network, OSPF lsa-type, OSPF area.. @_@

Mulai dari lsa-type. LSA, atau Link-State Advertisement, adalah "darah"nya OSPF. Tanpa LSA, tidak ada itu yang namanya OSPF update. Tapi akibatnya, OSPF menjadi sangat tergantung dengan LSA.. Sampai2 rela menyimpan data dari 11 (sebelas !!!!1!one!) macam LSA (alias lsa-type) yang berbeda. Untungnya yang umum terpakai hanya 6 jenis.. :p

Daftarnya sbb:

    LSA type
    Fungsi
    Type 1
    Routing standard yang dikeluarkan oleh setiap router. Untuk routing dalam satu area saja, tidak untuk diedarkan keluar area.
    Type 2
    Routing khusus topologi multi-access seperti Ethernet atau Frame-relay network. Hanya diterbitkan oleh Designated Router (DR). Hanya untuk konsumsi satu area saja, sama seperti LSA type-1.
    Type 3
    Routing antar area. Dikeluarkan pada saat LSA type-1 dan type-2 melewati Area Border Router (ABR). Disebar ke semua area selain area asal.
    Type 4
    Routing khusus untuk ke perbatasan luar OSPF, menunjuk ke arah Autonomous Boundary Router (ASBR). Dibuatkan oleh ABR pada saat ada LSA type-5 yang melintasi perbatasan antar area.
    Type 5
    Routing untuk jaringan yang berada diluar jaringan OSPF itu sendiri. Dikeluarkan oleh ASBR. Perlu LSA type-4 untuk menuju ke ASBR-nya itu sendiri.
    Type 7
    Routing khusus untuk area Not-So-Stubby (NSSA). Hanya beredar di dalam area NSSA, sebagai pengganti LSA type-5.

Banyak ya.. :p

Kemudian untuk area: di OSPF, dikenal adanya area stub dan not-so-stubby. Fungsinya sekedar untuk meringkas routing table, supaya router2 di dalam area ybs. tidak perlu ikut menyimpan rute keluar OSPF. Karena toh asumsinya, semua koneksi keluar OSPF musti lewat area 0. Jadi cukup menyimpan default route ke arah area 0 sebagai pengganti rute eksternal.

Terakhir adalah yang namanya OSPF network type. Secara umum, OSPF network bisa dirangkum menjadi seperti tabel berikut ini:

    OSPF
    Network Type
    Contoh Pemakaian
    Pakai DR
    Neighbor Otomatis
    Didapat
    Broadcast
    Ethernet
    Ya
    Ya
    Non-broadcast
    Frame-relay multipoint (physical maupun sub-interface)
    Ya
    Tidak
    Point-to-point
    Link point-to-point seperti PPP atau HDLC. Bisa juga pakai sub-interface point-to-point di frame-relay
    Tidak
    Ya
    Point-to-multipoint
    Frame-relay multipoint, dengan catatan bisa melakukan broadcast antar router, sebagai pengganti network non-broadcast, supaya tidak perlu pakai DR
    Tidak
    Ya
    Point-to-multipoint
    non-broadcast
    Frame-relay multipoint yang tidak bisa melakukan broadcast antar router
    Tidak
    Tidak

Cukup ga ya? Masih banyak yang bisa dibahas untuk OSPF, tapi waktu dan tempat terbatas.. Jadi (mungkin) akan kita lanjutkan dilain waktu..

Sekian dan terima kasih untuk sesi 1.



Maul McKwack


PS: telad nih, uploadnya.. XD

Sunday 4 December 2011

CCIE Bootcamp, Day 2

Hari ini kita mbahas mengenai RIP dan EIGRP. Same old, same old, distance vector routing (in bahasa: yah, dia lagi dia lagi... XD).

Tidak banyak yang menarik untuk dibahas, kecuali mungkin fakta bahwa EIGRP bisa menggunakan wildcard, sama seperti OSPF; tapi tidak sama dengan RIP.

Sebagai contoh, kalau biasanya kita mengkofigurasi EIGRP sbb:

=======================================================
R1(config)#router eigrp 10
R1(config-router)#network 10.0.0.0
=======================================================

Maka bisa dicoba menggunakan konfigurasi berikut, bila kita ingin EIGRP hanya berfungsi di fa0/0 tapi tidak berfungsi di fa0/1, padahal kedua interface menggunakan subnet dari network 10.0.0.0 yang sama.

=======================================================
R1(config)#interface fa 0/0
R1(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0

R1(config)#interface fa 0/1
R1(config-if)#ip address 10.2.2.1 255.255.255.0

R1(config)#router eigrp 10
R1(config-router)#network 10.1.1.1 0.0.0.0
=======================================================

Sementara RIP sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan wildcard; jadi kalau kita ingin melakukan hal yang sama dengan EIGRP di atas, maka satu-satunya pilihan adalah menggunakan passive-interface:

=======================================================
R1(config)#router rip
R1(config-router)#network 10.0.0.0
R1(config-router)#passive-interface fa0/1
=======================================================

Jangan lupa, passive-interface hanya membuat si RIP tidak mengirim update melalui interface fa 0/1, tetapi masih bisa menerima update. Jadi jangan lupa untuk menambahkan perintah yang sama di sisi router yang berada di ujung fa0/1, jikalau di sana menggunakan router RIP juga.

Sekian dan terima kasih untuk hari ini.. Sepotong-sepotong, lama-lama jadi banyak juga isinya.. :p


Maul McKwack

PS: masih teuteup ga biasa ngeblog niy.. dasar ndeso.. :p